WACANA "WISATA HALAL" Di TORAJA
Dikutip dari karebatoraja.com, tentang polemic WISATA HALAL di Toraja, berikut catatan-catatan penting terkait dengan polemic-polemik tersebut.
“Menanggapi polemik di masyarakat, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan wacana dan rencana pemberlakukan wisata halal ini bukan baru ada pada masa pemerintahan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman, tapi sudah ada sejak lama. Bahkan, wisata halal ini sudah diundangkan oleh pemerintah pusat melalui Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.”Dia mengatakan, kawasan wisata halal tidak dimaksudkan bahwa semua wilayah di Tana Toraja dan Toraja Utara harus berlabel halal. Tapi hanya lokasi-lokasi tertentu yang diberi sertifikasi halal, agar wisatawan yang beragama Islam tidak ragu-ragu menggunakan fasilitas tersebut. Misalnya, restoran, warung makan, hotel, maupun wisma. Andi Sudirman menyatakan kawasan wisata halal harus ada di Toraja, sebab sebagai daerah tujuan wisata, Toraja dikunjungi oleh banyak orang dan tidak menutup kemungkinan diantara para wisatawan tersebut beragama Islam.
“Saya kawasan wisata halal di Toraja harus ada, kenapa harus ada, karena masyarakat muslim yang berwisata ke Toraja otomatis mencari juga kuliner-kuliner yang halal dan lokasi-lokasi yang bisa memfasilitasi mereka,” jelasnya.
Pemerintah provinsi, kata dia, akan membantu mensupport atau mendukung pemerintah daerah dalam hal wisata halal tersebut. “Tapi kembali ke Pemda Tana Toraja dan Toraja Utara, mau terima atau tidak. Sebab, peluang kita paling besar sekarang adalah wisatawan Nusantara. Dan kebanyakan wisatawan Nusantara itu beragama Islam,” katanya.
Yang mrnjadi sangat menarik bahwa Dia juga menegaskan bahwa kawasan wisata halal itu baru wacana dan belum diketahui pasti kapan akan dilaksanakan. Pemprov Sulsel sendiri menargetkan enam daerah untuk dijadikan kawasan wisata halal, yakni Makassar, Gowa, Maros, Pangkep, Bulukumba, dan Toraja.
Mengenai kejelasan tentang WISATA HALAL di Toraja ini kita tinggal menunggu waktu yang akan menjawab semua rasa penasaran kita tentang hal tersebut. Meskipun demikian hanya rencana-rencana yang belum dapat dipastikan keputusannya, komentar dari netizen yang berasal dari berbagai kalangan sangat serius mengenai hal demikian berikut contoh komentar-komentar mnereka:
Nah, disinilah Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman
sebagai penggagas Wisata Halal, seharusnya mempromosikan Toleransi sebagai
maghnet Icon Wista Halal agar Wisatawan lain tidak selalu berprasangka buruk
kepada hidangan masyarakat Toraja, bukan dengan membangun benteng sapak yang
bisa melengserkan Budaya Toleransi di Toraja.
Syalom saudaraku yang terkasih di seluruh Toraja maupun di t4 lain.
Beberapa hari ini di sosmed marak mebahas tentang wisata halal yg dicanangkan
oleh Wagub. Banyak dari anda membuly n merespon dgn hal negatif. Namun sblm itu
sy mhon maaf dsni sy bukan mau mendidik anda tetapi sy cuma mencoba meluruskan
yg dimaksud dgn wisata Halalkrn bckground edukasi sy adlah pariwisata jd sy tw
maksud wagub ini sgt baik n positif bagi budaya n daerah kita bahkan bisa
mendongkrak income wisata daerah kita ke depan. Wisata Halal itu bukan obyekx
yg dihalalkan tetapi berbagai macam insfratruktur n akomodasi yg akn diberi label
halal jikalau pun pemilikx bersedia n bisa memenuhi syarat lebel halal tersebut
agar wisatawan muslim dp nginep, makan n minum dt42 yg t4 bagi mrka. Krn di era
ini memng pantas ini diberlakukan d toraja jg krn melihat daerah kita smkin
menjadi 7an wisata paling populer bgi turis domestik seantero Indonesia dmn
kita tw bhwa indonesia mayoritas Islam. Oh ya...ssdikit tambhan program wisata
halal ini udah ada loh jauh sblm wagub kita menjabat. Ok salam mamalik mati
kampung n Thank you🤗🤗🤗🤗🤗✌❤
Jadilah Toraja yang semestinya. Kami Toraja, Kalian Toraja, Kita semua
Bukan Halal-Haram.
Tetapi kita adalah TORAJA
Tetapi kita adalah TORAJA
HALAL disini bukan pada makanan, tetapi halal
ataupun haram disini seandainya dimaknai secarah utuh dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, sayangnya NKRI terlalu banyak sibuk dengan urusan perut
sehinmgga makna menjadi direduksi bukan konstruksi. Sisi negative dari WISATA
HALAL pasti ada demikian positifnya pasti ada. Marilah bijak dalam memberi
pendapat positif kepada pemerintah ataupu kritikan. Karena dari kritik dan
saran itu terjadi diskusi yang akan membawa pada suatu keputusan dan tindakan.
Kritik adalah Mesin dari Demokrasi.
HALAL disini dapat menjebak kita kepada agama, atau singkatnya Objek wisata mulai beragama. padahal yang beragama adalah manusia bukan benda mati.
HALAL disini dapat menjebak kita kepada agama, atau singkatnya Objek wisata mulai beragama. padahal yang beragama adalah manusia bukan benda mati.
0 comments:
Post a Comment