Sebagai orang Toraja, sudah pasti kita lebih menguasai bahasa Toraja
dibanding bahasa Indonesia. Karena dari lahir kita sudah menggunakan
bahasa Toraja. Namun kadang kita menemukan kata-kata dalam bahasa Toraja
yang sulit di terjamahkan ke dalam bahasa Indonesia. Atau kata tersebut
membutuhkan penjelasan yang panjang lebar jika di bahasa Indonesiakan.
Di postingan kali ini. saya akan memberitahu kalian beberapa kata tersebut. Lets check it out.
Tangke kayu Sa'pek
Tangke kayu sa'pek cukup sulit untuk di jelaskan dalam bahasa
Indonesia. Namun gambaran singkatnya, yaitu tangkai atau dahan kayu yang
tiba-tiba patah kemudian jatuh atau tetap bergelantungan di pohon kayu
yang dimaksud. Biasanya tangke kayu sa'pek terjadi karena kelebihan
beban (misalnya buah dan daunnya terlalu banyak). Dan biasanya saat ke
sa'pekan terjadi, mengeluarkan suara krek. Correct me if i am wrong.
Pesangle
Pesangle atau pesa'le merupakan sendok besar yang terbuat dari kayu.
Saat ini pesangle sudah mulai jarang di pakai, terutama karena
kebanyakan orang Toraja saat ini sudah berali menggunakan rice cooker
untuk memasak nasi yang dari pabrik sudah punya sendok khusus. Pesangle
biasanya mempunyai ukuran lebih panjang dari pada ukuran sendok nasi
pada umumnya.
Ma'dudung, Ma'renge, dan Ma'lemba
Ketiga kata tersebut merupakan kata kerja, semuanya mempunyai arti
membawa barang/beban tapi dengan cara yang berbeda-beda. Ketiga kata
tersebut tidak mempunyai kata yang sepadan dalam bahasa Indonesia.
Ma'dudung adalah membawa beban atau barang-barang yang di letakkan di
atas kepala. Biasanya di lakukan oleh ibu-ibu. Sama dengan
ma'dudung, ma'renge' juga khusus di lakukan oleh ibu-ibu, yaitu
dengan memasukkan beban ke dalam nase/baka (semacam keranjang barang)
kemudian talinya di letakkan di atas kepala dan badan keranjangnya di
letakkan di belakang. Berbeda dengan ma'dudung dan ma' renge', ma'lemba
khusus di lakukan oleh laki-laki, supaya lebih afdol lihat gambar di
samping saja.
Tappere
Tappere, sebenarnya bisa di sebut tikar dalam bahasa Indonesia,
karena fungsihnya sebagai alas lantai. Tapi di Toraja yang lazim di
kenal sebagai tikar adalah ale. Sedangkan Ala dan Tappere itu
berbeda, mulai dari bahan pembuatnya, hingga ukurannya. Ale biasanya
lebih lebar dari pada tappere. Tapi kita bisa menyimpulkan bahwa ale dan
tappere adalah tikar dalam bahasa Indonesia. Saya tidak perluh
menampilkan gambarnya, mana yang ale, mana yang tappere, karena orang
Toraja sejati sudah pasti tahu itu.
Seppa tallu buku
Jika di terjamahkan ke dalam bahasa Indonesia secara kata per kata,
maka artinya adalah celana tiga tulang. Masa' ada celana tiga tulanya,
atau masa ada celana punya tulang.? Sebenarnya, seppa tallu buku adalah
celana pendek khas tradisonal Toraja yang khusus di kenakan oleh
laki-laki. Biasanya terbuat dari kain tenun yang motifnya " ma'dure'".
Seppa tallu buku, selamanya di pasangkan dengan baju yang semotif.
Korang
Sama kasusnya dengan
tappere dan ale. Korang dan alang sebenarnya dalam bahasa Indonesia bisa
di sebut Lumbung padi, karena mempunyai fungsih yang sama, yaitu untuk
menyimpan hasil panen berupa padi. Perbedaan antara korang dan alang,
hanya pada segi bentuk bangunan. Korang hanya berupa bangunan biasa,
sedangkan alang bentuk bangunannya lebih kompleks, mirip dengan rumah
Tongkonan. Mungkin karena di anggap tidak terlalu menarik atau apa,
jaman sekarang keberadaan korang semakin berkurang, bahkan mungkin sudah
tidak ada.
Se'pon uma
Sangat sulit untuk menjelaskan
apa itu se'pon uma dalam bahasa Indonesia, apalagi dengan kemampuan
bahasa saya yang tidak begitu baik. Gambaran singkatnya seperti ini.
Anggap saja ada sebuah sawa berbentuk segi empat, jadi ada empat sisi,
yaitu sisi depan, sisi belakang, sisi samping kiri , dan sisi samping
kanan. Walaupun tidak selamanya, tapi sisi belakang itu lah yang
biasanya di sebut sebagi se'pon, yaitu sisi yang menghubungkan sawah
yang satu dengan sawah yang lain yang berada di atasnya. Ingat di Toraja
sawa itu umumnya bertingkat-tingkat. Correct me i am wrong
Palandoan
Palandoan, adalah tempat untuk menyimpan kayu bakar, biasanya di
bangun menyatu dengan dapur dan letaknya di bagian atas. Karena
penggunaan dapur tradisional semakin berkurang dengan adanya kompor,
palandoan pun semakin langkah atau sulit di temukan. Salah satu jenis
palandoan, misalnya palandoan bai yaitu palandoan yang khusus untuk
menyimpan kayu bakar untuk memasak makanan babi.
Umbu'
Pasti ada yang tidak tahu apa itu umbu', terutama kalian yang
tidak besar di kampung. Umbu' adalah tunas padi yang sangat muda yang
bakal jadi bulir-bulir padi. Umbu' tersebut, bisa dimakan dan rasanya
semakin muda, maka akan semakin enak. Namun kegiatan mangumbu' termasuk
dalam kategori pelanggaran di Toraja, karena akan mengurangi hasil panen
padi jika terlalu banyak di lakukan.
Karau'
Sebenarnya karau' dalam bahasa Indonesia, bisa di sebut nangkah
muda, atau lebih tepatnya nangkah yang sangat muda ( masih lembek),
karena di Toraja, karau biasanya di jadikan makanan. Resep sederhananya
begini: Pertama kumpulkan karau atau nangkah yang sangat muda ,setelah
itu tumbuk bersama dengan lombok/cabe. Setelah itu tambahkan cuka,
garam, dan bubuhi piccin sesuai selerah.
Demikian beberapa kata dalam bahasa Toraja yang sulit di terjamahkan
ke dalam bahasa Indonesia. Dan mungkin kata-kata tersebut di atas
berbeda dengan kata-kata yang di gunakan di tempat kalian. Selain itu
saya yakin masih banyak kata-kata yang lain, yang tidak saya sebut
diatas. Gampang saja , jika kalian tahu, tinggal sebut di kolom komentar
yang tersedia di bawah. Terima kasih banyak