Wednesday, September 12, 2018

Eskatologi




Teologi Perjanjian Baru

Eskatologi
(Masa Yang Akan Datang)
            Donald Gutrie, dalam bukunya mengatakan, Eskatologi berasal dari bahasa yunani yakni eskhatos yang berarti terakhir atau dengan kata lain masa yang akan datang. Ada sauatu hal yang menarik dari eskatologi ini yakni mengandung suatu nilai pengharapan, yaitu pengharapan akan masa yang akan datang. Namun menjadi suatu persoalan penting ialah menyangkut mengenai apa mamfaat atau pengaruh mengenai persoalan akan masa yang aan datang ini. Hal ini menurut saya sangat bersifat subjektif dimana masa akan datang tergantung siapa yang menghadapinya dalam artian bahwa  ada yang akan berpikir negativ ada pula yang akan berpikir positif.  Dalam kitab injil sinoptik kata yunani yang sering digunakan untuk kedatangan Kristus ialah parousia.
            Eskatologi ini berhubungan juga dengan Kerajaan Allah. Diaman dimensi kerajaan Allah ini merujuk pada kerajaan Allah yang akan datang. Eskatologis juga sering digambarkan dalam bentuk apokalipsis misalnya dalam kitab Nabi Daniel dalam PL, dan Wahyu dalam PB. Kemudian masa yang akan datang ini juga sering digambarkan dalam bentuk tanda-tanda yang terjadi pada alam sekitar kit, misalnya: peperangan, gempa bumi kelaparan,dll. Berbicara menegani keadatangan Kristus yang kedua kali ini sangat mengundang berbagai pemahaman dengan berbagai pendekatan-pendekatan tertentu yang digunakan para penafsir dan teolog-teolog. Misalnya ada penafsir sanitifik yang menafsirkan dengan mengkorelasikan teks dengan keadaan-keadaan yang terjadi pada alam semesta dengan demikian mereka berpemahaman bahwa kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya sebagai sesuatu yang telah dan sedang terjadi saat ini. Berbeda dengan hal demikian ada juga yang mendekati eskatolgi dengan melihat tanda-tanda yang terjadi yang berkaitan denga peristiwa eskhatos atau parousia ini. Kita dengan berpegang pada teks mengenai eskatologis ini khusunya dalam kaitannya denga kedatangan Kristus  yang kedua kalin bahwa hal ini sangat nyata dalam ungkapan Yesus dalam beberapa kitab injil dan kemudian sering diungkapkan dalam berbagai surat-surat yang ditulis oleh Paulus, dan rasul-rasul dalam alkitab. Suatu hal yang sangat penting disini ialah menyangkut apa tindakan kita terhadap hal kedatangan Kristus ini dengan melihat sebuah pengharapan kita akan masa yang akan datang ini tentunya melibatkan aspek spiritual kita yang harusnya semakin baik dan semakin erat dengan Tuhan. dan suatu persoalan dari pendekatan ecara saintifik ialah adanya kecenderungan untuk tidak mengubah pola hidup kita karena adanya pemahaman bahwa hal itu sudah terjadi dengan selesai total. Disini menurut saya eskatologi bukan sebuah hal yang membuat kita takut lalu mau mengubah pola hidup yang bertobat sekalipun mungkin saja ada yang kemudian sampai kepada pemahaman demikian.
             Selanjutnya yang sangat berkaitan pula dengan masalah eskatologis ialah mengenai sebuah  pemahaman yaitu kehidupan setelah kematian, berbicara menegnai hal ini dalam alkitab Perjanjian Baru tidaklah dijelaskan secara detail, namun bukan berarti tidak ada sama sekali. Hal demikian dapat kita lihat dalam beberapa kisah yang terjadi misalnya yang paling bmenarik ialah dalam kisah Lazarus saudara Marta. Disini dijelaskan bagaiman dan apa yang terjadi setelah kematian Lazaraus, Yesus sering mengungkapkan kematian sebagai suatu kondisi dimana seorang yang sementar tidur. Hal demikian dalam bentuk kiasan dan secara logis tidaklah eliru dengan ungkapan itu ketika seorang betul yakin adanya suatu kebangkitan. Ada beberapa pendapat mengenai kematian yakni dlam penyebutannya ada yang hanya mengatakan tidur, diskontiniusitas, nihil, dan berbagi istilah lain.
            Dalam Injil sinoptik Yesus sering sekali berbicar mengenai penghakiman baik keapda murid-murid-Nya juga kepada orang banyak yang mengikutinya. Namun hanya Matius yang menggunakan istilah Hari penghakiman secara nyata-nyata dalam beberapa Injil sinoptik. Adapun pandangan Paulus mengenai penghakiman ini  dalam beberapa istilah yang ia gunakan dalam tulisan-tulisannya ialah kata orge(murka) ,Krima,katakein,krisis (penhukuman/penghakiman),  dikaio(keadilan dan kebenaran) dan kata Apolluein dan Olethros (pembinasaan). Selanjutnya ialah penghakiman ini nyata bahwa suatu hal yang bersifat universal atau secara menyeluruh tidak ada suatu pengecualian hal ini sangat erat kaitannya dengan penggunaan kata upah oleh Paulus sendiri dimana ia mengatakan bahwa setiap orang akan menerima upahnya masing-masing.  Penghakiman pula sangat nyata dalam pemahaman kerajaan seribu tahun yang dimana sering ditafsirkan oleh para ahli pula dengan berbagai pendekatan-pendekatan yang mereka gunakan untuk memahami arti dari kerajaan seribu tahun ini. Ada yang menafsirkan bahwa Kristus akan datang sebelum 1000 tahun (Pre-milenium), ada juga yang menafsirkan Krsitus akan datang setelah 1000 tahun (post-millenium) dan ada pula yang menafsirkan  tidak aka nada 1000 tahun (A-millenium). Gagasan-gagsan tersebut merupakan pendekatan pendekatan para ahli PB untuk memahami suatu peroglema Kerajaan Seribu Tahun ini. Gagasan mengenai penghakiman ini adalah sesuatu pengharapan  yang sangat erat kaitannya dengan upah dan pemberian imbalan, namun hal ini dapat membuat nilai dari pengharapan eskatologis ini menjadi bersifat dekstruktif dan mengurangi makna hal tersebut. Kita berbuat baik bukan untuk mendapat hasil yang baik adau kita bukan menjunjung moralitas bukan untuk upah tersebut.
            Berbicara mengenai surge dan neraka sangat bervariatif pemahaman berbgai orang untuk hal ini ada yang berbicara dengan focus pada tempat, ada juga yang focus pada dimensi waktu, ada juga yang focus pada perasaan-perasaan tertentu. Namun dalam Perjanjian Baru penggambaran mengenai surge dan neraka ini tidaklah berfokus pada tempat, tetapi pada sapek suatu kehadiran Allah. Hubunga atau korelasi Allah dengan Surga sangat erat, dengan kata lain untuk mengerti dan membahasa mengenai surge tak dapat dipisahkan dengan tidak membahas Allah. Jika ada yang mendefinisikan dalam bentuk dimensi perasaan misalnya surge ketika bahagia dan nerak ketika susah atau duka, ada pula yang berfokus pada tempat, misalnay imajinasi terhadap surge adalah sesuatu yang sanagat indah dalam berbagai penggambarannya. Jika surga adalah dimensi kehadiran Allah makan neraka pula sangat erat kaitannya dengan adanya suatu penghukuman manusia akan dosa-dosa atau kejahatan-kejahatannya. Baik sorga dan neraka, kerajaan seribu tahun dan kedatangan Kristus tidak bias dipisahkan satu dengan yang lain  terlebih lagi mau melepaskannya dari penghakiman.
            Berbicara menegnai eskatologis ini adalah suatu hal yang sangat menarik dimana kita berbicara mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Menariknya eskatologi bukan hanya sebagai hasil imajinasi atau pengharapan semata tetapi juga mengenai suatu yang benar-benar kongkrit/nyata akan terjadi. Dalam eksatologi ini berbagai proses yang akan terjadi misalnya penghakiman/penghukuman, pembebasan/upah. Tentunya hal demikian akan mendorong kita untuk semakin bertumbuh dan berbuah dalam Kristus. Namun disini menjunjung tinggi moralitas bukan untuk mendapatkan upah disorga, namun ini merupakan respon kita dalam hidup kita bersama Kristus.  

Terima Kasih Telah Membaca...!!
Berikut ini usulan Buku  tentang eskatologi:




0 comments:

Post a Comment