Teologi Perjanjian Baru
Eskatologi
(Masa Yang Akan Datang)
Donald Gutrie, dalam bukunya mengatakan, Eskatologi
berasal dari bahasa yunani yakni eskhatos
yang berarti terakhir atau dengan kata lain masa yang akan datang. Ada
sauatu hal yang menarik dari eskatologi ini yakni mengandung suatu nilai
pengharapan, yaitu pengharapan akan masa yang akan datang. Namun menjadi suatu
persoalan penting ialah menyangkut mengenai apa mamfaat atau pengaruh mengenai
persoalan akan masa yang aan datang ini. Hal ini menurut saya sangat bersifat
subjektif dimana masa akan datang tergantung siapa yang menghadapinya dalam
artian bahwa ada yang akan berpikir negativ
ada pula yang akan berpikir positif.
Dalam kitab injil sinoptik kata yunani yang sering digunakan untuk
kedatangan Kristus ialah parousia.
Eskatologi ini berhubungan juga
dengan Kerajaan Allah. Diaman dimensi kerajaan Allah ini merujuk pada kerajaan
Allah yang akan datang. Eskatologis juga sering digambarkan dalam bentuk
apokalipsis misalnya dalam kitab Nabi Daniel dalam PL, dan Wahyu dalam PB.
Kemudian masa yang akan datang ini juga sering digambarkan dalam bentuk
tanda-tanda yang terjadi pada alam sekitar kit, misalnya: peperangan, gempa
bumi kelaparan,dll. Berbicara menegani keadatangan Kristus yang kedua kali ini
sangat mengundang berbagai pemahaman dengan berbagai pendekatan-pendekatan
tertentu yang digunakan para penafsir dan teolog-teolog. Misalnya ada penafsir
sanitifik yang menafsirkan dengan mengkorelasikan teks dengan keadaan-keadaan yang
terjadi pada alam semesta dengan demikian mereka berpemahaman bahwa kedatangan Yesus
Kristus yang kedua kalinya sebagai sesuatu yang telah dan sedang terjadi saat
ini. Berbeda dengan hal demikian ada juga yang mendekati eskatolgi dengan
melihat tanda-tanda yang terjadi yang berkaitan denga peristiwa eskhatos atau
parousia ini. Kita dengan berpegang pada teks mengenai eskatologis ini khusunya
dalam kaitannya denga kedatangan Kristus
yang kedua kalin bahwa hal ini sangat nyata dalam ungkapan Yesus dalam
beberapa kitab injil dan kemudian sering diungkapkan dalam berbagai surat-surat
yang ditulis oleh Paulus, dan rasul-rasul dalam alkitab. Suatu hal yang sangat
penting disini ialah menyangkut apa tindakan kita terhadap hal kedatangan Kristus
ini dengan melihat sebuah pengharapan kita akan masa yang akan datang ini
tentunya melibatkan aspek spiritual kita yang harusnya semakin baik dan semakin
erat dengan Tuhan. dan suatu persoalan dari pendekatan ecara saintifik ialah
adanya kecenderungan untuk tidak mengubah pola hidup kita karena adanya
pemahaman bahwa hal itu sudah terjadi dengan selesai total. Disini menurut saya
eskatologi bukan sebuah hal yang membuat kita takut lalu mau mengubah pola
hidup yang bertobat sekalipun mungkin saja ada yang kemudian sampai kepada
pemahaman demikian.
Selanjutnya yang sangat berkaitan pula dengan
masalah eskatologis ialah mengenai sebuah
pemahaman yaitu kehidupan setelah kematian, berbicara menegnai hal ini
dalam alkitab Perjanjian Baru tidaklah dijelaskan secara detail, namun bukan
berarti tidak ada sama sekali. Hal demikian dapat kita lihat dalam beberapa
kisah yang terjadi misalnya yang paling bmenarik ialah dalam kisah Lazarus
saudara Marta. Disini dijelaskan bagaiman dan apa yang terjadi setelah kematian
Lazaraus, Yesus sering mengungkapkan kematian sebagai suatu kondisi dimana
seorang yang sementar tidur. Hal demikian dalam bentuk kiasan dan secara logis
tidaklah eliru dengan ungkapan itu ketika seorang betul yakin adanya suatu
kebangkitan. Ada beberapa pendapat mengenai kematian yakni dlam penyebutannya
ada yang hanya mengatakan tidur, diskontiniusitas, nihil, dan berbagi istilah
lain.
Dalam Injil sinoptik Yesus sering
sekali berbicar mengenai penghakiman baik keapda murid-murid-Nya juga kepada
orang banyak yang mengikutinya. Namun hanya Matius yang menggunakan istilah
Hari penghakiman secara nyata-nyata dalam beberapa Injil sinoptik. Adapun
pandangan Paulus mengenai penghakiman ini
dalam beberapa istilah yang ia gunakan dalam tulisan-tulisannya ialah
kata orge(murka) ,Krima,katakein,krisis (penhukuman/penghakiman), dikaio(keadilan
dan kebenaran) dan kata Apolluein dan
Olethros (pembinasaan). Selanjutnya ialah penghakiman ini nyata bahwa suatu
hal yang bersifat universal atau secara menyeluruh tidak ada suatu pengecualian
hal ini sangat erat kaitannya dengan penggunaan kata upah oleh Paulus sendiri
dimana ia mengatakan bahwa setiap orang akan menerima upahnya
masing-masing. Penghakiman pula sangat
nyata dalam pemahaman kerajaan seribu tahun yang dimana sering ditafsirkan oleh
para ahli pula dengan berbagai pendekatan-pendekatan yang mereka gunakan untuk
memahami arti dari kerajaan seribu tahun ini. Ada yang menafsirkan bahwa Kristus
akan datang sebelum 1000 tahun (Pre-milenium), ada juga yang menafsirkan
Krsitus akan datang setelah 1000 tahun (post-millenium) dan ada pula yang
menafsirkan tidak aka nada 1000 tahun
(A-millenium). Gagasan-gagsan tersebut merupakan pendekatan pendekatan para
ahli PB untuk memahami suatu peroglema Kerajaan Seribu Tahun ini. Gagasan
mengenai penghakiman ini adalah sesuatu pengharapan yang sangat erat kaitannya dengan upah dan
pemberian imbalan, namun hal ini dapat membuat nilai dari pengharapan
eskatologis ini menjadi bersifat dekstruktif dan mengurangi makna hal tersebut.
Kita berbuat baik bukan untuk mendapat hasil yang baik adau kita bukan
menjunjung moralitas bukan untuk upah tersebut.
Berbicara mengenai surge dan neraka
sangat bervariatif pemahaman berbgai orang untuk hal ini ada yang berbicara
dengan focus pada tempat, ada juga yang focus pada dimensi waktu, ada juga yang
focus pada perasaan-perasaan tertentu. Namun dalam Perjanjian Baru penggambaran
mengenai surge dan neraka ini tidaklah berfokus pada tempat, tetapi pada sapek
suatu kehadiran Allah. Hubunga atau korelasi Allah dengan Surga sangat erat,
dengan kata lain untuk mengerti dan membahasa mengenai surge tak dapat
dipisahkan dengan tidak membahas Allah. Jika ada yang mendefinisikan dalam
bentuk dimensi perasaan misalnya surge ketika bahagia dan nerak ketika susah
atau duka, ada pula yang berfokus pada tempat, misalnay imajinasi terhadap
surge adalah sesuatu yang sanagat indah dalam berbagai penggambarannya. Jika
surga adalah dimensi kehadiran Allah makan neraka pula sangat erat kaitannya
dengan adanya suatu penghukuman manusia akan dosa-dosa atau
kejahatan-kejahatannya. Baik sorga dan neraka, kerajaan seribu tahun dan
kedatangan Kristus tidak bias dipisahkan satu dengan yang lain terlebih lagi mau melepaskannya dari
penghakiman.
Berbicara
menegnai eskatologis ini adalah suatu hal yang sangat menarik dimana kita
berbicara mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Menariknya
eskatologi bukan hanya sebagai hasil imajinasi atau pengharapan semata tetapi
juga mengenai suatu yang benar-benar kongkrit/nyata akan terjadi. Dalam
eksatologi ini berbagai proses yang akan terjadi misalnya
penghakiman/penghukuman, pembebasan/upah. Tentunya hal demikian akan mendorong
kita untuk semakin bertumbuh dan berbuah dalam Kristus. Namun disini menjunjung
tinggi moralitas bukan untuk mendapatkan upah disorga, namun ini merupakan
respon kita dalam hidup kita bersama Kristus.
0 comments:
Post a Comment