Wednesday, September 12, 2018

Tafsiran Kitab Ibrani 6






A.    PENDAHULUAN
Surat ibrani pasal 6 berakhir dengan pernyataan bahwa yesus telah dijadikan imam untuk selam-lamanya menurut peraturan melkisedek keimamam itulah yang kemudian menjadi ciri paling khas dalam surat ibrani. Dibalik gagasan ini,terdapat juga cara berfikir dan berdiskusi dan menggunakan kitab suci yang asing bagi kita masa kini, tetapi harus kita coba mengerti.
Kita harus melihat hal-hal umum yang merupakan titik tolak dari surat ibrani yaitu :Agama adalah pendekatan terhadap Allah, dan dalam pendekatan terhadap Allah itu diperlukan dua hal yaitu :[1]
1.      Hukum, gagasan pokoknya adalah selama manusia dengan setia melakukan perintah hukum itu, maka ia berada dalam hubungan persahabatan dengan Allah dan pintu terbuka baginya untuk datang kepadaNya, begitupun sebaliknya, manusia tidak dapat menaati hukum dan karena itu persekutuan dengan Allah dan usaha pendekatannya kepadaNya menjadi terganggu.
2.      Untuk menghadapi keterasingan manusia itulah yang kemudian diperlukan imamat dan seluruh sistem korban. Imam berasal dari bahasa latin yaitu pontifex yang berarti seorang pembuat jembatan. Seorang imam adalah seorang pembuat jembatan antara manusia dengan Allah dengan memakai sistem korban untuk menebus dosa dari setiap dosa yang dilakukan oleh manusia melalui perantaraan imam.
Itulah teorinya tetapi yang menjadi kenyataan bahwa tidak semua usaha oleh imamat dan semua korban dapat memperbaiki hubungan yang putus itu dan dari hal itulah kemudian penulis surat ibrani berpendapat bahwa yang sekarang diperlukan adalah imamat yang baru daripada imamat yang terdahulu dan korban baru yang benar-benar efektif dan dalam hal inilah kemudian penulis surat ibrani berpendapat bahwa Yesus Kristulah satu-satuNya imam yang dapat membuka jalan menuju Allah.








B.     TAFSIRAN
Ayat 1, awal dalam pasal ini adalah menjelaskan siapa sebenarnya Melkisedek itu dengan jelas Alkitab mengatakan bahwa “raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi”.[2] Dalam bahasa Yunani menggunakan kata “βασιλεὺς Σαλήμ  yang berarti seorang Raja Salem[3]. Dave Hadelberg sendiri memberikan defenisi tentang Melkisedek secara etimologi, yaitu Melkisedek berasal dari kata “Melki” yaitu “Raja” dan “Sedek” berarti “kebenaran”. Melkisedek adalah seorang Imam yang sangat berkualitas, hal itu sangat jelas yaitu ayat 1-3, menjelaskan segi pribadi dari Melkisedek dan 4-10 adalah segi hubungannya dengan lewi dan Abraham.[4] Warren sendiri memberikan sebuah penjelasan khusus mengenai jabatan Melkisedek itu sendiri dengan mengatakan “dalam peraturan perjanjian lama, tahta dan mezbah itu tidak dapat dipisahkan dan orang-orang yang mencoba mengambil alih pekerjaan Imam itu akan dihukum mati, namun berbeda dengan Melkisedek, seorang imam yang memegang dua jabatan itu sekaligus yaitu raja dan imam bahkan harun sekalipun tidak mendapat gelar yang seperti itu dan dari hal itulah kemudian kita dapat melihat bahwa Melkisedek adalah Imam Allah yang maha Tinggi dan bukan Imam yang palsu (Kej 14:18,22).[5] Bob Utley sendiri memberikan alasan Melkisedek digunakan sebagai jenis imamat Yesus karena :[6]

1.      Abraham mempersembahkan persepuluhan kepadanya (bawahan selalu memberi
perpuluhan kepada atasan) dan oleh hermeneutika kerabian Levi juga menerima perpuluhan (lih. ay. 4-9)
2.      Orang tuanya tidak terdaftar, hingga teologia kerabian mengatakan dia tanpa orang tua dan dengan demikian kekal (lih. ay 3; maz 110:4 b)
3.      Ia adalah pemimpin di kota kemudian menjadi kota kudus, Yerusalem (Salem, lih. Kej 14:18)
4.      Ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi (yaitu, El Elyon, lih. Kej 14:18)
5.      Ia memungkinkan penulis untuk mendirikan sebuah imamat yang sah terpisah dari
Imamat Lewi.
Ayat 2, nama Melkisedek berarti Raja kebenaran, kata salem berarti Damai sejahtera (dari bahasa Ibrani shalom) oleh karena itu Melkisedek adalah raja damai sejahtera dan juga raja kebenaran.   
Ayat 3, disini menceritakan tentang asal-usul Melkisedek. Sebagai seorang manusia, seharusnya mempunyai asal-usul (Ayah dan Ibu) tetapi justru dalam hal ini Melkisedek dikatakan bahwa dia tidak mempunyai bapa dan ibu. Hal itu terjadi karena dalam sepanjang Perjanjian Lama, tidak ada yang mencatat tentang silsilah dirinya. Apalagi buat seorang Imam sangat penting sekali untuk mengetahui asal-usul. Melkisedek bukanlah Malaikat dan juga bukan perwujudan dari Yesus Kristus tetapi dia hanyalah raja yang sejati dan juga Imam sejati. Dengan demikian, dari hal ini kita bisa mengatakan bahwa Melkisedek merupakan gambaran dari Tuhan Yesus, Anak Allah yang kekal.
Ayat 4, pada ayat ini, sebenarnya Paulus mau memberikan penjelasan tentang bagaimana Besar dan Masyurnya Melkisedek, hal itu terlihat dari Fakta bahwa Abraham memberikan persembahan persepuluhan kepada  Melkisedek dan juga yang lebihnya lagi adalah bahwa Melkisedek memberkati Abraham disini mau mengungkapkan bahwa Melkisedek itu lebih besar daripada Abraham hal itu ditunjukkan dengan pemberkatan yang dilakukan oleh Melkisedek (Ibr 7:7), dengan hal yang dilakukan oleh Melkisedek itulah, maka Abraham meneguhkan kebesaran Melkisedek.[7]
Ayat 5 dan 6, Disini dua ayat itu sangat bertentangan, ayat 5 berbicara tentang bagaimana keturunan Lewi yang menerima jabatan sebagai Imam memungut persembahan persepuluhan dari kaum Israel sendiri artinya bahwa Mereka memungut persepuluhan sebagai berdasarkan hukum yang berlaku pada saat itu sedangkan pada ayat 6 berbicara tentang pemungutan persembahan persepuluhan kepada Melkisedek itu sendiri padahal Melkisedek sendiri tidak mempunyai latar belakang keturunan dari mereka, tetapi yang melatar belakangi hal itu terjadi bukan karena adanya tuntutan hukum seperti yang dilakukan oleh kaum Israel tetapi atas wewenang pribadi yang ada pada Melkisedek itu sendiri.[8]

 Terima Kasih Telah Membaca, Semoga Bermamfaat !



 


[1] Wiiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, Surat Ibarani (Jakarta:BPK Gunung Mulia.2006) Hal 91
[2] Lembaga Alkitab Indonesia.Jakarta.2014
[3] Salem (dalam bahasa Ibrani Shalom) berarti damai sejahtera (ada hubungannya denga Yerusalem) dengan nama itulah, mau mengingatkan kita pada Mesias, Anak Allah yang dijanjikan (Yes 9:6)
[4] Dave Hadelberg.Tafsiran Ibrani dari bahasa Yunani.(Bandung:Yayasan Kalam Hidup.1999) Hal 40-41
[5] Warren W. Wiersbe. Yakin di dalam Kristus,(Bandung: Yayasan Kalam Hidup.2008) Hal 107
[6] BOB UTLEY. Keunggulan Perjanjian Baru, kumpulan komentari panduan belajar perjanjian baru Vol 10 (Texas:Bible lesson International.1999) hal 87
[7] Warren W. Wiersbe. Hal 109-110
[8] William Barclay. 95-96

0 comments:

Post a Comment